Keuskupan Agung Semarang

Blog

  • Panduan APP 2025: Bersekutu dalam Doa, Pertobatan, dan Pengharapan

    Panduan APP 2025: Bersekutu dalam Doa, Pertobatan, dan Pengharapan

    Setiap tahun kita mempersiapkan diri untuk merayakan Hari Raya Kebangkitan Kristus dengan menjalani dan menghidupi masa Prapaskah. Masa Prapaskah menjadi masa persiapan diri untuk mensyukuri rahmat penebusan Kristus. Dia yang setia melaksanakan misi Allah melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya dari kematian. Masa Prapaskah juga menjadi kesempatan baik bagi umat beriman untuk merenungkan pertobatan, mengembangkan olah rohani dan melaksanakan amal kasih bagi sesama, terutama bagi KLMTD. Maka, masa Prapaskah sering kali disebut sebagai masa retret agung bagi seluruh umat beriman.

    Gerakan Aksi Puasa Pembangunan (APP) selama masa Prapaskah adalah gerakan solidaritas khas Gereja Katolik di Indonesia. Tujuannya untuk mengajak umat beriman terlibat aktif dalam upaya pembangunan kesejahteraan bersama di bidang sosial-ekonomi, sebagai buah dari olah rohani yang dihayati melalui praktik puasa dan pantang. Gerakan ini selaras dengan situasi zaman sekarang dimana masih banyak ketidakadilan sosial dan kemiskinan di tengah masyarakat.

    Selaras dengan semangat tahun Yubelium yang kita rayakan pada tahun 2025 ini, kita diajak untuk semakin menghayati masa Prapaskah dengan sepenuh hati. Kita diajak untuk tidak hanya meningkatkan kesalehan diri melainkan harus lebih peka terhadap penderitaan sesama. Kita didorong untuk semakin bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan sumber daya yang kita miliki guna mengambil bagian dalam memerangi kemiskinan, ketidakadilan, dan ketimpangan sosial di masyarakat.

    Gerakan APP hendaknya menjadi salah satu sarana mengembangkan kesadaran umat beriman akan pentingnya pertobatan bersama untuk membangun dunia yang lebih sejahtera dan berkeadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.

     

    Semarang, 24 Desember 2024

    R. Subyantara Putra Perdana, Pr
    Ketua APP KAS

    Panduan APP dapat dilihat melalui tautan di bawah ini:

  • Panduan ADVEN 2019

    Panduan ADVEN 2019

    Silahkan download panduan Adven 2019 melalui tautan di bawah ini:

     

    PANDUAN ADVEN 2019

    PANDUAN ADVEN JAWA 2019

    PANDUAN ADVEN KATEGORIAL 2019

  • Ziarah Pengharapan Warnai 70 tahun Paroki Kebon Dalem

    Ziarah Pengharapan Warnai 70 tahun Paroki Kebon Dalem

    Kebon Dalem – Dalam semangat syukur dan sukacita memperingati HUT ke-70 Paroki Santo Franciscus Xaverius Kebon Dalem sekaligus momentum Tahun Yubileum, Teman Muda Katolik Kebon Dalem (TMKD) sukses menggelar kegiatan Ziarah Pengharapan, Sabtu (29/11). Acara ini menjadi wujud nyata peziarahan iman yang berpadu dengan kepedulian ekologis.

    Kegiatan dimulai dari Gereja Kebon Dalem dan berakhir di Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci Randusari – Katedral Semarang. Rute ziarah ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri aliran Sungai Semarang sebagai simbol perjalanan iman umat Tuhan.

    “Kami menargetkan 70 peserta sebagai simbol syukur 70 tahun paroki. Namun, luar biasa, jumlah pendaftar mencapai 98 orang, berasal dari dalam maupun luar paroki,” ujar Shania, Koordinator TMKD, penuh syukur.

    Penuangan eco enzym di sepanjang sungai yang dilalui oleh peserta Ziarah Pengharapan

    Sepanjang perjalanan, setiap kelompok berhenti di beberapa titik untuk menuangkan eco enzym ke sungai. Langkah sederhana ini menjadi pesan kuat akan pentingnya merawat ciptaan, selaras dengan semangat Laudato Si’. Eco enzym yang digunakan diproduksi oleh tim KPKC Paroki Kebon Dalem. Harapannya, aksi kecil ini menjadi benih kesadaran bagi generasi muda untuk merawat lingkungan.

    “Aksi ini merupakan bentuk tanggung jawab Gereja terhadap keberlanjutan ciptaan,” ujar Romo Yustinus Slamet Witokaryono, Pr., Pastor Paroki Kebon Dalem.

    Tepat pukul 16.00, rombongan tiba di Gereja Katedral Semarang. Setelah istirahat singkat, acara dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Vikaris Episkopal Kevikepan Semarang, Romo J.B. Rudy Hardono, Pr.

    Dalam homilinya, Romo Rudy menggarisbawahi relevansi misi Santo Fransiskus Xaverius di masa kini. “Kemartiran masa kini bukan lagi soal darah, tetapi bagaimana memberi diri dengan cinta dalam keluarga, Gereja, dan masyarakat,” tegasnya.

    Setelah Perayaan Ekaristi, Romo Rudy membagikan kenang-kenangan untuk peserta tertua, peserta termuda, dan satu peserta yang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. Pesan ini menguatkan makna peziarahan: perjalanan iman bukan hanya fisik, tetapi juga transformasi hati.

    Usai misa, para peserta kembali ke Paroki Kebon Dalem menggunakan armada yang telah disiapkan panitia. Kelelahan perjalanan berubah menjadi sukacita dan kebersamaan.

  • Perayaan 60 Tahun Paroki Jetis Ditandai Pelantikan Dewan Pastoral dan Pemberkatan Gedung Baru

    Perayaan 60 Tahun Paroki Jetis Ditandai Pelantikan Dewan Pastoral dan Pemberkatan Gedung Baru

    Paroki Jetis – Puncak perayaan ulang tahun ke-60 Paroki Santo Albertus Agung Jetis berlangsung dalam Misa Minggu Adven pertama yang dipimpin Uskup Keuskupan Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Romo Vincentius Suparman Pr dan Romo Yustinus Winaryanto Pr mendampingi jalannya perayaan.

    Umat dan para calon pengurus pastoral hadir dalam misa tersebut. Homili Mgr. Robertus Rubiyatmoko menyampaikan ajakan berjaga dan siap menyambut kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Paroki Santo Albertus Agung Jetis mencatat jumlah umat yang mencapai ribuan orang dan tersebar di dua puluh lingkungan. Data ini menunjukkan perkembangan sejak pemekaran paroki enam puluh tahun lalu. Mgr. Robertus Rubiyatmoko menyampaikan bahwa perjalanan panjang paroki masih ditandai pertumbuhan pelayanan umat.

    Mgr. Robertus Rubiyatmoko menyampaikan bahwa perjalanan panjang paroki masih ditandai pertumbuhan pelayanan umat.

    Prosesi pelantikan anggota baru Dewan Pastoral Paroki berlangsung dalam rangkaian misa. Pelantikan ini meneguhkan komitmen pelayanan melalui semangat sinodalitas dengan prinsip duduk bersama, bermusyawarah, memutuskan bersama, dan melaksanakan bersama. Mgr. Robertus Rubiyatmoko menegaskan pelayanan gereja sebagai panggilan untuk berjalan sebagai satu komunitas iman.

    Pelantikan Dewan Pastoral Paroki dan pemberkatan gedung pastoral dilanjutkan setelah homili. Mgr. Robertus Rubiyatmoko memimpin langsung pemberkatan dua bangunan pastoral. Pembangunan gedung pastoral tahap pertama dan kedua memasuki tahap penyelesaian. Dua bangunan yang berada di sisi utara dan selatan gereja ditujukan sebagai sarana pembinaan iman. Proses pembangunan melibatkan umat, tenaga pastoral, dan para donatur.

    Pengumuman pemenang lomba menghias altar disampaikan kepada umat. Lingkungan Santo Gabriel Maria Jogoyudan Kidul meraih juara ketiga, Lingkungan Materdei Karangwaru meraih juara kedua, dan Lingkungan Santo Thomas Jatimulyo meraih juara pertama.

    Panitia Pembangunan Gereja Santo Albertus Agung Jetis

    Ramah tamah bersama tamu undangan menjadi penutup kegiatan. Panitia pembangunan melalui Ludovicus Joko Sunarno menyampaikan laporan progres pembangunan yang mencakup perkembangan pekerjaan, dukungan teknis, dan peran berbagai pihak dalam penyelesaian gedung pastoral serta gedung pastoran.

    Mgr. Robertus Rubiyatmoko menutup rangkaian acara dengan apresiasi kepada panitia pembangunan, Dewan Paroki, dan seluruh umat. Uskup menandatangani prasasti dan menyampaikan harapan agar pembangunan tahap berikutnya berlangsung tertib serta memberi manfaat bagi keluarga umat Paroki Santo Albertus Agung Jetis.

  • Menjelang Penutupan Tahun Yubileum 2025, Mgr. Rubi: Indulgensi Menjadikan Kita Manusia yang Baru

    Menjelang Penutupan Tahun Yubileum 2025, Mgr. Rubi: Indulgensi Menjadikan Kita Manusia yang Baru

    MAGELANG, KEDU- Uskup Keuskupan Agung Semarang Monsinyur Robertus Rubiyatmoko memimpin Misa Indulgensi Yubileum 2025, di Gereja Santo Ignatius, Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 28 November 2025 sore.

    Sebelum perayaan Ekaristi, prosesi diawali dengan pemberian Sakremen Tobat pukul 16.00 WIB dan dilanjutkan dengan Misa pada pukul 18.00 WIB. Sebagai informasi, perayaan Ekaristi tersebut bukan sebagai penutup tahun Yubileum, penutupan akan dilaksanakan pada 28 Desember 2025 di lokasi yang sama, jelas Vikaris Episkopal Kedu Romo Antonius Dodit Haryono, Pr pada tim Komsos Kedu saat dikonfirmasi.

    Sebagai informasi, menurut catatan dari tim Komsos Kedu, beberapa kali Misa Idulgensi telah digelar di berbagai tempat dalam wilayah Kedu, antara lain: Gereja Ignatius, Kerkof Muntilan, hingga dalam Kapel Van Lith Muntilan. Berdasarkan catatan yang ada umat yang hadir dalam momen tersebut sebanyak 19.325 jiwa, belum termasuk mereka yang hadir sebanyak 2000-an orang di tanggal 28 November tersebut.

    Monsiyur Rubi dalam Homilinya menyampaikan, Paus Fransiskus membuka tahun 2025 sebagai tahun Yubileum. Semenjak tahun lalu tepatnya 24 Desember 2024 Paus Fransiskus telah membuka tahun 2025 ini sebagai tahun Yubileum, tahun Rahmat Tuhan, tahun belas kasih Allah, lalu  akan diakhiri pada tanggal 6 Januari 2026 oleh Paus Leo XIV,  sementara Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 28 Desember 2025.

    Monsinyur Rubu menegaskan,’’ kita semua menyambut tahun Yubileum ini dengan penuh suka cita dengan penuh semangat, inti tujuannya menyambut tahun rahmat Tuhan adalah memberi kita kesempatan pada kita untuk memperoleh pembebasan dan pemulihan kembali dari situasi kehidupan kita yang tadinya kurang baik’’

    Misa Indulgensi Yubileum 2025, di Gereja Santo Ignatius, Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 28 November 2025 sore/Komsos Kedu/Harry Nug.
    Misa Indulgensi Yubileum 2025, di Gereja Santo Ignatius, Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 28 November 2025 sore/Komsos Kedu/Harry Nug.

    Tak hanya itu, Monsinyur Rubi juga menjelaskan soal pembebasan dari segala macam dosa pelepasan dari semua kuasa kegelapan dan dilahirkan kembali menjadi anak anak yang baru lahir, maka harapannya ialah kita menjadi semakin beriman CTMD Cerdas, Tangguh, Misioner dan Dialogis.

    Momen Misa Indulgensi Yubileum 2025, di Gereja Santo Ignatius, Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 28 November 2025 sore/Komsos Kedu/Harry Nug.
    Misa Indulgensi Yubileum 2025, di Gereja Santo Ignatius, Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 28 November 2025 sore/Komsos Kedu/Harry Nug.

    Selain perayaan Ekaristi, dalam momen tersebut juga ditampilkan anak-anak dengan kostum Luce, Lubi, Santino, dan Aura yakni karakter atau maskot resmi dari Vatikan untuk Tahun Yubileum 2025. Perlu diketahui Luce adalah karakter utama, Lubi ialah seorang malaikat pelindung, Santino adalah anjing peliharaannya, smentara Aura adalah burung merpati. Karakter itu dibuat sebagai pesan dan harapan, kasih dan iman, pada generasi muda.

     

    Penulis: G. D. Harry Nugroho

    Editor: Agus Weraiter

  • Paroki St. Albertus Agung Jetis Terima Kunjungan Supervisi Kevikepan Yogyakarta Timur

    Paroki St. Albertus Agung Jetis Terima Kunjungan Supervisi Kevikepan Yogyakarta Timur

    Paroki Jetis – Paroki St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta mendapatkan giliran supervisi Kevikepan Yogyakarta Timur pada Senin, 24 November 2025. Kunjungan ini dipimpin oleh Ketua Tim Supervisi sekaligus Vikep Kevikepan Yogyakarta Timur, Romo Adrianus Maradiyo, Pr, dan diterima langsung oleh Romo Paroki, Romo Vincentius Suparman, Pr, bersama Romo Yustinus Winaryanto, Pr serta Dewan Paroki.

    Kegiatan supervisi berlangsung di tengah proses pembangunan gedung baru Paroki Jetis. Romo Vincentius Suparman, Pr menyampaikan bahwa paroki siap mendampingi proses supervisi dan menjadikannya kesempatan untuk berdialog sekaligus memperlihatkan perkembangan pelayanan pastoral tiga tahun terakhir.

    Dewan Pastoral Paroki Harian mengikuti kegiatan secara lengkap bersama perwakilan ketua lingkungan, karyawan paroki, tim pelayanan, serta Panitia Pembangunan. Kehadiran ini ditujukan agar seluruh unsur paroki mendapatkan gambaran langsung mengenai pengecekan dokumen dan tata kelola paroki.

    Sekretaris Keuskupan Agung Semarang sekaligus penanggung jawab supervisi wilayah Yogyakarta Timur, Romo Silvester Susianto BN, MSF

    Sekretaris Keuskupan Agung Semarang sekaligus penanggung jawab supervisi wilayah Yogyakarta Timur, Romo Silvester Susianto BN, MSF, menjelaskan bahwa supervisi dilakukan untuk membantu Uskup memastikan tata kelola paroki berjalan baik. Supervisi meninjau tiga aspek utama: tata penggembalaan, tata kelola administrasi, dan tata kelola harta benda. Supervisi juga menjadi bagian dari sistem yang telah diterapkan Keuskupan Agung Semarang sejak 2005 guna memastikan mutu pelayanan pastoral di setiap paroki.

    Vikep Kevikepan Yogyakarta Timur, Romo Adrianus Maradiyo, Pr bersama tim supervisi

    Tim Supervisi menyampaikan sejumlah rekomendasi pengembangan untuk ditindaklanjuti bersama Dewan Paroki pada periode pelayanan selanjutnya. Diharapkan hasil supervisi semakin memperkuat tata kelola paroki dan pelayanan umat di Paroki St. Albertus Agung Jetis.

  • Tantangan Dunia Pendidikan Di Era Digital

    Tantangan Dunia Pendidikan Di Era Digital

    Sleman , 23 November 2025 – Era digital memberi banyak peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, era digital memberikan peluang akses ilmu tanpa batas, kreativitas dan inovasi, pembelajaran personal dengan artificial intelligence (AI) dan adaptive learning, kolaborasi lintas dunia, dan pertumbuhan industri kreatif dan teknologi.

    Dengan mengangkat mengangkat tema “Tantangan Dunia Pendidikan di Era Digital” sarasehan yang di ininsiasi Tim pelayanan pendidikan, Bidang Kemasyarakatan, Paroki Santo Yohanes Paulus II Brayut diselenggarakan dalam rangka Hari Guru Nasional 2025 mengambil tempat di joglo Pastoran, Brayut. Sarasehan ini dengan antusias diikuti oleh para guru dan orang tua perwakilan dari umat paroki  serta sekolah-sekolah di sekitar paroki Brayut.

    Kegiatan dibuka oleh pastor paroki, Romo Benediktus Hanjar Krisnawan, Pr menyampaiakan bahwasannya tantangan dunia pendidikan saat ini tidak mudah maka sarasehan ini dapat menjadi ruang bagi orang tua dan pendidik untuk berbagi pengalaman dalam mendampingi anak.  Dr. R. Budi Sarwono, M.A., dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai narasumber yang didampingi moderator Dr. Kristina Wasiyati, M.Hum. dari ASM Marsudirini Santa Maria Yogyakarta.

    Budi Sarwono lebih lanjut menyampaikan sisi lain kemajuan teknologi di era digital ini, menimbulkan masalah sosial terkait krisis karakter dan empati: interaksi tatap muka berkurang, kecakapan sosial melemah, serta cenderung individualis. “Oleh karena itu, para guru, orang tua, dan gereja harus menjalankan peran masing-masing,” tegasnya. Ketiga unsur ini harus berkolaborasi untuk mengatasi tantangan akibat perkembangan teknologi di era digital ini agar anak muda bertumbuh dengan iman dan karakter kuat.

  • Hari Guru Nasional: TPP Gelar Seminar Sapaan Kasih untuk Guru

    Hari Guru Nasional: TPP Gelar Seminar Sapaan Kasih untuk Guru

    Semarang – Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional, Tim Pelayanan Pendidikan Paroki Santo Franciscus Xaverius Kebon Dalem bekerja sama dengan Tim Peduli Pendidikan (TPP) Kevikepan Semarang menggelar seminar sapaan kasih bagi para guru dengan tema “Menjadi Guru yang Tangguh Berakar pada Spiritualitas Yesus”, Minggu (23/11/25). Kegiatan berlangsung di Pastoran Paroki Kebon Dalem Semarang.

    Acara ini menjadi bentuk apresiasi sekaligus dukungan pastoral Gereja kepada umat yang mengabdikan diri sebagai pendidik. Selain memberikan ruang refleksi rohani, seminar ditujukan untuk menguatkan para guru agar menjalankan panggilan profesinya secara tangguh, penuh kasih, dan selaras dengan teladan Yesus sebagai Guru Sejati.

    Narasumber Dr. Ferdinandus Hindiarto mengajak para guru untuk terus “mengasah gergaji”. (Foto TPP)

    Seminar menghadirkan narasumber utama Dr. Ferdinandus Hindiarto, S.Psi., M.Si., akademisi dan praktisi pendidikan yang dikenal luas di bidang psikologi pendidikan dan formasi guru. Di hadapan 50 peserta, Dr. Ferdinan mengajak para guru untuk terus “mengasah gergaji” sebagai simbol kesiapan menghadapi tantangan zaman.

    “Mata gergaji yang perlu diasah adalah kebanggaan terhadap profesi guru, penerimaan gap generasi, pedagogi pengharapan, dan penguasaan teknologi informasi,” ujarnya. Rektor SCU periode 2021–2025 tersebut menekankan pentingnya pedagogi pengharapan, yaitu proses pembelajaran yang membangkitkan antusiasme peserta didik melalui pengalaman belajar yang menyenangkan, kontekstual, relevan, dan kreatif.

    Seminar ini ditujukan untuk menguatkan para guru agar menjalankan panggilan profesinya sebagai pendidik. (Foto TPP)

    Perwakilan TPP Kevikepan Semarang, Tanti, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat spiritualitas dan identitas guru sebagai pendidik Kristiani. Ia juga menambahkan bahwa seminar menjadi ruang refleksi dan dialog mengenai tantangan profesi guru saat ini, sekaligus untuk menumbuhkan kembali semangat pelayanan dan keteladanan dalam mendidik.

    “Melalui kegiatan ini, para guru diharapkan semakin teguh dalam menjalankan perutusan mereka—tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi menghadirkan nilai, kasih, teladan hidup, dan pengharapan sebagaimana diajarkan oleh Yesus,” ungkapnya.

    Seorang peserta antusias bertanya kepada narasumber Ferdinand. (Foto TPP)

    Dalam sambutan pembuka, Ketua Tim Pelayanan Pendidikan Paroki Kebon Dalem, Febi Dyan Ekasari S., menyampaikan bahwa guru merupakan arsitek peradaban yang tidak hanya membentuk pengetahuan, tetapi juga karakter dan moral. Ia mengajak para guru untuk berani mengambil langkah perubahan, betapapun kecilnya.

    “Saya percaya jika semua guru berani mengambil langkah kecil untuk perubahan pendidikan, masa depan penuh kecerahan dan kemajuan untuk negeri tercinta Indonesia akan tercapai,” tandasnya. (BD Elwin)

  • Kunjungan Mahasiswa UIN Walisongo Semarang ke Gereja Katedral

    Kunjungan Mahasiswa UIN Walisongo Semarang ke Gereja Katedral

    Katedral – Gereja Katedral Semarang mendapat kesempatan untuk menerima kunjungan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, pada Sabtu, 22 November 2025 pukul 08.30 hingga 10.30. Kegiatan kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka Kuliah Visiting ke beberapa tempat ibadah. Mewakili tempat ibadah agama Katolik, mereka memilih Gereja Katedral Semarang karena merupakan gereja yang terletak di tengah kota, dengan lokasi yang strategis, dan memiliki bentuk bangunan yang ikonik.

    Penjelasan tentang interior Gereja Katedral oleh perwakilan peserta Sekolah Katekis Muda

    Kedatangan mereka diawali dengan berfoto bersama di depan pintu gereja. Sayangnya, rombongan tersebut tidak dapat masuk untuk berkeliling di area dalam gereja, karena sedang ada persiapan untuk Misa Perkawinan, sehingga hanya terbatas hingga bangku belakang. Mereka diajak untuk mengamati sekaligus berdiskusi mengenai kekhasan interior Gereja Katedral antara lain, arsitektural bangunan, empat kamar pengakuan dosa, tempat doa di sisi belakang panti umat, patung Bunda Maria dan keluarga kudus Nazaret, serta tahta uskup yang terletak di panti imam.

    Pastor Paroki Randusari Katedral Semarang, Romo Yosafat Dhani Puspantoro, Pr., mendelegasikan tugas untuk menerima kunjungan tersebut kepada para peserta Sekolah Katekis Muda 2025. Kala itu, peserta Sekolah Katekis Muda telah mengikuti pembekalan sebanyak 10 kali pertemuan dan baru saja melakukan kegiatan ziarah ke Museum Misi Muntilan serta Misa Pengutusan, meskipun belum genap dinyatakan ‘lulus’. Namun, melalui kesempatan yang baik ini tentu akan menjadi sebuah pengalaman yang berharga untuk memperkaya pengalaman dalam menjalankan tugas bermisi sesuai peran kaum awam.

    Bermodalkan pembekalan dari berbagai materi yang disampaikan oleh para romo, perwakilan peserta Sekolah Katekis Muda yang mendampingi mahasiswa UIN Walisongo ini, mengajak mereka untuk memasuki area taman gereja yang sedang didekorasi bertemakan Bulan Arwah, sekaligus menjelaskan tentang bagaimana pandangan Gereja Katolik dalam memaknai kematian. Di sana juga terdapat tulisan yang secara lugas menjelaskan tentang konsep purgatorium serta katekese mengenai Ecclesia Militans, Ecclesia Patiens, dan Ecclesia Triumphans. Selanjutnya, mahasiswa UIN Walisongo dikenalkan nama-nama Bapa Uskup yang pernah memimpin Keuskupan Agung Semarang serta nama para romo yang pernah berkarya di Paroki Randusari melalui prasasti yang tertanam di dinding gedung pastoral.

    Penjelasan tentang interior Gereja Katedral oleh perwakilan peserta Sekolah Katekis Muda

    Kegiatan berikutnya dilaksanakan di Ruang Petrus yang diisi dengan diskusi dan tanya jawab seputar ajaran kekatolikan. Para mahasiswa UIN Walisongo yang hadir mengajukan beberapa pertanyaan, di antaranya mengenai Trinitas, perbedaan Alkitab antara agama Katolik dengan Kristen Protestan, tingkatan keimanan manusia dalam ajaran Katolik, serta rahmat pengampunan dosa atau indulgensi. Perwakilan dari tim Sekolah Katekis Muda memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara bergantian serta memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat dan membuka Alkitab Deuterokanonika bergiliran.

    Penyerahan kenang-kenangan dari Mahasiswa UIN Walisongo Semarang kepada pihak Katedral yang diwaliki oleh peserta Sekolah Katekis Muda

    Pada akhir sesi diskusi, seorang perwakilan mahasiswa UIN Walisongo menyampaikan pesan dan kesan setelah melakukan kegiatan di Gereja Katedral. Ia mengatakan bahwa ternyata diperlukan kesempatan untuk dapat belajar tentang kepercayaan di luar kepercayaan yang mereka yakini. Rasanya asyik bila dapat mengetahui kekhasan dari setiap agama. Ia merasa senang karena baru pertama kali mengikuti kegiatan untuk berkunjung ke tempat ibadah di luar agamanya. Satu hal yang ingin ia pesankan bagi orang lain, yaitu untuk merawat kedamaian maka yang dibutuhkan adalah sikap untuk saling terbuka. (Georgius Vernon Astipa)

  • 24 Frater dari Seminari Tinggi Kentungan Live In di Paroki Krapyak

    24 Frater dari Seminari Tinggi Kentungan Live In di Paroki Krapyak

    Krapyak – Paroki Santo Ignatius Krapyak Semarang mendapat kehormatan menerima 24 orang Frater dari Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan untuk menjalani live-in selama 3 hari (21-23 November 2025). Kegiatan ini merupakan realisasi dari program garapan atau visioner yang merupakan kolaborasi antara Bidang Pewartaan (Timpel Promosi Panggilan) dengan Bidang Paguyuban Persaudaraan (Timpel Pastoral Keluarga).

    Direncanakan untuk dilaksanakan pada bulan Juli (dalam rangka bulan keluarga), live-in ini baru dapat terselenggara pada bulan November 2025, karena sulitnya mencari kesepakatan jadwal antara Paroki Krapyak dengan Seminari Tinggi Kentungan. Meskipun bulan keluarga sudah lewat, namun tema yang diusung dalam kegiatan ini tetap berfokus pada keluarga, selain juga untuk mendukung promosi panggilan bagi anak-anak dan orang muda di Paroki Krapyak.

    Kolaborasi koor-musik Frater dengan OMK Krapyak

    Kegiatan diawali dengan penjemputan oleh Tim dari Krapyak pada hari Jumat siang. Sesampai di Krapyak, dilakukan serah terima dari Romo Alexius Dwi Aryanto, Pr., sebagai Romo Rektor Seminari Tinggi yang diterima oleh Romo Laurentius Tata Priyana, Pr. sebagai Pastor Paroki Krapyak. Selanjutnya para Frater diserahkan ke Ketua Lingkungan untuk diajak berdinamika di masing-masing lingkungan selama dua hari dua malam (Jumat dan Sabtu). Bertepatan dengan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam dan Hari Orang Muda Sedunia, para Frater diajak berkolaborasi dengan OMK Krapyak untuk mengisi koor dan iringan musik dalam Misa Hari Minggu di Gereja.

    Kegiatan Kunjungan Pantai Tirang bersama PIA
    Kegiatan bersama PIR dan Misdinar
    Olahraga bersama dengan OMK Krapyak

    Ke-24 Frater yang hadir di Paroki Krapyak bervariasi dari tingkat II sampai tingkat VI, dan ditempatkan ke 6 wilayah yang terbagi dalam 24 lingkungan. Para Frater mendapat tugas untuk menjadi pemandu dua kali sarasehan di lingkungan dengan tema Keluarga sebagai Sekolah Iman Dan Kasih, serta Keluarga sebagai Gereja Kecil. Selain itu, para Frater juga diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan umat di lingkungan dari segala kelompok usia dengan berbagai kegiatan menarik sesuai dengan kebutuhan dan minat umat yang ada di lingkungan. Ada beberapa lingkungan yang mengajak Frater untuk mengunjungi keluarga (terutama para lansia). Gabungan beberapa lingkungan juga yang menggerakkan OMK untuk berolah raga bersama Frater. Satu wilayah mengajak para Frater jalan pagi bareng dilanjutkan dengan sharing bersama anak-anak dan OMK. Ada juga lingkungan yang mengisi waktu bersama Frater dengan nyanyi dan bermusik bersama, ngobrol santai, bahkan merawat binatang reptil. Para Frater juga berkesempatan untuk melakukan kegiatan bersama dengan anak-anak PIA (outing ke Pantai Tirang), dengan anak-anak calon penerima Komuni Pertama, dan dengan anak-anak Misdinar-PIR.

    Rangkaian kegiatan diakhiri dengan pelepasan para Frater yang dihadiri oleh DPPH, para Ketua Wilayah, Ketua Lingkungan, dan Kortimpel yang terlibat dalam kegiatan live-in ini. Kesan dan pesan dari umat yang hadir menggambarkan bahwa umat sangat bergembira dengan hadirnya para Frater di lingkungan, yang membawa angin segar yang menggairahkan semangat umat untuk terus aktif dan terlibat dalam kegiatan menggereja, baik di tingkat lingkungan, wilayah, maupun paroki. Umat juga berharap, ke-24 Frater yang mengikuti live-in ini kelak juga dapat menjadi 24 Romo yang siap melayani umat. Semoga harapan umat ini tidak menjadi beban bagi para Frater, namun menjadi penyemangat untuk terus setia dalam panggilan dan pelayanan. (ED)

  • Pembekalan DPP Pleno Babadan Tekankan Profesionalisme dan Kerelaan Hati dalam Pelayanan

    Pembekalan DPP Pleno Babadan Tekankan Profesionalisme dan Kerelaan Hati dalam Pelayanan

    Paroki Babadan – Pembekalan DPP Pleno Paroki St Petrus dan Paulus Babadan periode 2026–2028 menegaskan komitmen pengurus untuk mengutamakan profesionalisme dan kerelaan hati dalam pelayanan gereja. Pembekalan berlangsung di Aula Gereja St Petrus dan Paulus Babadan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Minggu 23 November 2025 dan diikuti lebih dari 260 pengurus yang terdiri dari Dewan Paroki, Pengurus Wilayah, Pengurus Lingkungan, serta PGPM.

    Wakil Ketua Dewan Pastoral Paroki Harian Titus Odong Kusumajati menyampaikan perlunya tata kelola yang baik, tertib administrasi, transparansi, koordinasi efektif dan keseriusan dalam menjalankan tugas pelayanan. Titus Odong Kusumajati menambahkan bahwa kemampuan teknis harus berjalan seimbang dengan kerelaan hati sebagai dasar pelayanan gereja.

    Titus Odong Kusumajati mengapresiasi pengurus baru karena telah menjawab panggilan pelayanan gereja dan mengajak seluruh pengurus DPP Pleno Paroki Babadan menjaga komunikasi, kerja sama, serta bekerja dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas. Jabatan Wakil Ketua DPPH akan berakhir pada 31 Desember 2025 bersamaan dengan pelantikan DPP Pleno Paroki Babadan periode baru.

    Titus Odong Kusumajati. Foto: Philipus Jehamun

    Pastor Paroki St Petrus dan Paulus Babadan Romo Antonius Saptana Hadi Pr membuka pembekalan dan menyampaikan materi pengantar dengan mengutip Injil Matius 9:17 tentang pembaruan. Romo Saptana Hadi Pr mengajak pengurus menghindari pola kebiasaan lama yang dinilai menghambat semangat pelayanan dan menegaskan pentingnya adaptasi serta pembaruan dalam menjalankan tugas.

    Romo Antonius Saptana Hadi Pr mengingatkan pengurus agar melaksanakan pelayanan secara bertanggung jawab, termasuk tata kelola administrasi, tata kelola penggembalaan dan tata kelola harta benda. Mentalitas seperti kemalasan rohani, tidak peduli umat, tidak berani berkorban dan keterlambatan penyusunan laporan pertanggungjawaban menjadi perhatian untuk tidak dikembangkan.

    Romo Antonius Saptana Hadi Pr. Foto: Philipus Jehamun

    Pembekalan dilanjutkan dengan sesi materi dari sejumlah narasumber, yaitu Romo Dadang Hermawan tentang tata penggembalaan dan reksa pastoral, Romo Aloysius Dwi Prasetyo Pr tentang tata kelola administrasi, Benedidictus Setya Budi tentang tata kelola keuangan, serta Paulus Mujihartono tentang Ardas IX 2026–2030 dan nota pastoral. (*)

  • Pesta Nama Kapel Kristus Raja Tegalsari Jadi Momentum Perkuat Toleransi Warga

    Pesta Nama Kapel Kristus Raja Tegalsari Jadi Momentum Perkuat Toleransi Warga

    Atmodirono – Perayaan pesta nama Kapel Kristus Raja Tegalsari Paroki Keluarga Kudus Atmodirono, Minggu (23/11/25), menjadi sarana memperkuat toleransi antara umat Katolik dan warga Muslim di lingkungan sekitar. Pengurus kapel menggelar dua kegiatan sosial yang terbuka bagi masyarakat tanpa membedakan latar belakang agama.

    Seorang perawat sedang memeriksa kesehatan salah satu warga peserta pengobatan gratis. (Foto Panitia)

    Pengobatan gratis digelar sejak pagi dan melayani sekitar 150 warga. Selain umat Katolik, kegiatan ini diikuti warga kampung sekitar dari RT 1–3 RW 06 dan RT 1–3 RW 07. Layanan kesehatan diberikan tim medis RS St. Elisabeth Semarang yang terdiri atas dua dokter dan empat perawat. Beberapa warga menyampaikan manfaatnya, termasuk Suparjilah yang merasa terbantu karena kondisi kesehatannya kurang baik dalam beberapa hari terakhir.

    Sejumlah 70 warga muslim berdoa dalam kenduri bagi Kapel Kristus Raja Tegalsari. (Foto Panitia)

    Sebagai bentuk penghormatan kepada tetangga muslim, pengurus kapel melanjutkan perayaan dengan kenduri sore hari di gazebo kompleks kapel. Sekitar 70 warga muslim hadir dan acara dipimpin oleh Ustadz Tarmuji. Peserta membawa pulang nasi kenduri serta souvenir berupa handuk bordir “Kapel Kristus Raja Tegalsari”. Kegiatan dihadiri oleh Pastor Paroki Romo Yusup ‘Nano’ Sunarno MSF, pengurus kapel, relawan, para ketua lingkungan wilayah III, ketua wilayah, dan unsur DPPH Paroki Atmodirono.

    Romo Nano MSF (Kepala Paroki) dan Bramantyo (Ketua Penguru Kapel) saat memberikan sambutan. (Foto Panitia)

    Ketua pengurus kapel, G. Asiadhi Bramantyo, menjelaskan bahwa keterlibatan warga sekitar menjadi komitmen tahunan Kapel Kristus Raja Tegalsari. Tradisi memberi dan berbagi, katanya, menjadi cara menjaga hubungan harmonis karena kapel berada di tengah lingkungan masyarakat kampung.

    Romo Thomas Aquinas Koconegoro MSF memimpin Ekaristi pada Sabtu petang dan dihadiri lebih dari 300 umat. (Foto Panitia)

    Rangkaian pesta nama dimulai satu hari sebelumnya lewat Perayaan Ekaristi pada Sabtu malam yang dipimpin Romo Thomas Aquinas Koconegoro MSF dan dihadiri lebih dari 300 umat hingga memenuhi pelataran kapel. Perayaan ditutup dengan santap malam bersama, sebagai ungkapan syukur sekaligus bentuk kebersamaan umat. (BD Elwin)