Semarang – Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional, Tim Pelayanan Pendidikan Paroki Santo Franciscus Xaverius Kebon Dalem bekerja sama dengan Tim Peduli Pendidikan (TPP) Kevikepan Semarang menggelar seminar sapaan kasih bagi para guru dengan tema “Menjadi Guru yang Tangguh Berakar pada Spiritualitas Yesus”, Minggu (23/11/25). Kegiatan berlangsung di Pastoran Paroki Kebon Dalem Semarang.

Acara ini menjadi bentuk apresiasi sekaligus dukungan pastoral Gereja kepada umat yang mengabdikan diri sebagai pendidik. Selain memberikan ruang refleksi rohani, seminar ditujukan untuk menguatkan para guru agar menjalankan panggilan profesinya secara tangguh, penuh kasih, dan selaras dengan teladan Yesus sebagai Guru Sejati.

Narasumber Dr. Ferdinandus Hindiarto mengajak para guru untuk terus “mengasah gergaji”. (Foto TPP)

Seminar menghadirkan narasumber utama Dr. Ferdinandus Hindiarto, S.Psi., M.Si., akademisi dan praktisi pendidikan yang dikenal luas di bidang psikologi pendidikan dan formasi guru. Di hadapan 50 peserta, Dr. Ferdinan mengajak para guru untuk terus “mengasah gergaji” sebagai simbol kesiapan menghadapi tantangan zaman.

“Mata gergaji yang perlu diasah adalah kebanggaan terhadap profesi guru, penerimaan gap generasi, pedagogi pengharapan, dan penguasaan teknologi informasi,” ujarnya. Rektor SCU periode 2021–2025 tersebut menekankan pentingnya pedagogi pengharapan, yaitu proses pembelajaran yang membangkitkan antusiasme peserta didik melalui pengalaman belajar yang menyenangkan, kontekstual, relevan, dan kreatif.

Seminar ini ditujukan untuk menguatkan para guru agar menjalankan panggilan profesinya sebagai pendidik. (Foto TPP)

Perwakilan TPP Kevikepan Semarang, Tanti, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat spiritualitas dan identitas guru sebagai pendidik Kristiani. Ia juga menambahkan bahwa seminar menjadi ruang refleksi dan dialog mengenai tantangan profesi guru saat ini, sekaligus untuk menumbuhkan kembali semangat pelayanan dan keteladanan dalam mendidik.

“Melalui kegiatan ini, para guru diharapkan semakin teguh dalam menjalankan perutusan mereka—tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi menghadirkan nilai, kasih, teladan hidup, dan pengharapan sebagaimana diajarkan oleh Yesus,” ungkapnya.

Seorang peserta antusias bertanya kepada narasumber Ferdinand. (Foto TPP)

Dalam sambutan pembuka, Ketua Tim Pelayanan Pendidikan Paroki Kebon Dalem, Febi Dyan Ekasari S., menyampaikan bahwa guru merupakan arsitek peradaban yang tidak hanya membentuk pengetahuan, tetapi juga karakter dan moral. Ia mengajak para guru untuk berani mengambil langkah perubahan, betapapun kecilnya.

“Saya percaya jika semua guru berani mengambil langkah kecil untuk perubahan pendidikan, masa depan penuh kecerahan dan kemajuan untuk negeri tercinta Indonesia akan tercapai,” tandasnya. (BD Elwin)