Kebon Dalem – Dalam semangat syukur dan sukacita memperingati HUT ke-70 Paroki Santo Franciscus Xaverius Kebon Dalem sekaligus momentum Tahun Yubileum, Teman Muda Katolik Kebon Dalem (TMKD) sukses menggelar kegiatan Ziarah Pengharapan, Sabtu (29/11). Acara ini menjadi wujud nyata peziarahan iman yang berpadu dengan kepedulian ekologis.

Kegiatan dimulai dari Gereja Kebon Dalem dan berakhir di Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci Randusari – Katedral Semarang. Rute ziarah ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri aliran Sungai Semarang sebagai simbol perjalanan iman umat Tuhan.

“Kami menargetkan 70 peserta sebagai simbol syukur 70 tahun paroki. Namun, luar biasa, jumlah pendaftar mencapai 98 orang, berasal dari dalam maupun luar paroki,” ujar Shania, Koordinator TMKD, penuh syukur.

Penuangan eco enzym di sepanjang sungai yang dilalui oleh peserta Ziarah Pengharapan

Sepanjang perjalanan, setiap kelompok berhenti di beberapa titik untuk menuangkan eco enzym ke sungai. Langkah sederhana ini menjadi pesan kuat akan pentingnya merawat ciptaan, selaras dengan semangat Laudato Si’. Eco enzym yang digunakan diproduksi oleh tim KPKC Paroki Kebon Dalem. Harapannya, aksi kecil ini menjadi benih kesadaran bagi generasi muda untuk merawat lingkungan.

“Aksi ini merupakan bentuk tanggung jawab Gereja terhadap keberlanjutan ciptaan,” ujar Romo Yustinus Slamet Witokaryono, Pr., Pastor Paroki Kebon Dalem.

Tepat pukul 16.00, rombongan tiba di Gereja Katedral Semarang. Setelah istirahat singkat, acara dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Vikaris Episkopal Kevikepan Semarang, Romo J.B. Rudy Hardono, Pr.

Dalam homilinya, Romo Rudy menggarisbawahi relevansi misi Santo Fransiskus Xaverius di masa kini. “Kemartiran masa kini bukan lagi soal darah, tetapi bagaimana memberi diri dengan cinta dalam keluarga, Gereja, dan masyarakat,” tegasnya.

Setelah Perayaan Ekaristi, Romo Rudy membagikan kenang-kenangan untuk peserta tertua, peserta termuda, dan satu peserta yang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. Pesan ini menguatkan makna peziarahan: perjalanan iman bukan hanya fisik, tetapi juga transformasi hati.

Usai misa, para peserta kembali ke Paroki Kebon Dalem menggunakan armada yang telah disiapkan panitia. Kelelahan perjalanan berubah menjadi sukacita dan kebersamaan.